Mr P Bengkok, Normalkah?

Minggu, 20 April 2008 0 komentar

SAAT ereksi, ternyata Mr P bisa bengkok ke berbagai penjuru. Pembengkokan ini ada yang normal, ada juga yang disebabkan penyakit. Lantas, bagaimana cara membedakannya?

Seperti dilansir dari buku "Seks, Fakta dan Mitos" yang ditulis oleh Ahmad Fauzi Suryasoemirat, saat ereksi, bentuk Mr P dapat tidak lurus. Ada yang bengkok ke atas (ke arah perut), bengkok ke bawah, atau malah bengkok ke kiri dan kanan. Ini jelas bikin cemas.

Sebenarnya bentuk Mr P itu memang tidak lurus benar. Pada saat berereksi, sebagian besar Mr P seseorang bengkok. Tapi semua itu normal-normal saja, selama tidak ada keluhan sakit dan fungsinya tetap normal.

Tapi kalau derajat bengkoknya sudah kelewatan dan disertai rasa sakit (nyeri) yang berlebihan, hal ini patut dicurigai. Apalagi kalau di Mr P juga ditemukan gumpalan atau benjolan bengkok yang memerah. Bisa jadi, memang ada masalah dengan bengkoknya Mr P.

Dalam buku ini disebutkan, bengkoknya Mr P bisa disebabkan oleh penyakit bernama peyronies disease. Yaitu penyakit yang menyerang dan merusak otot di batang Mr P. Penyakit ini biasanya disebabkan karena ada infeksi atau karena adanya trauma di Mr P. Misalnya Mr P kemasukan bakteri, kuman, atau virus. Atau bisa juga karena Mr P terbentur benda keras sampai terjadi perdarahan dalam di sekitar otot yang terbentur itu.

Otot batang Mr P yang rusak, permukaan kulitnya akan berubah menjadi jaringan ikat (kulit menebal seperti bekas luka). Dan permukaan kulit otot yang jadi jaringan ikat itu akan menarik kulit-kulit di permukaan yang lain sehingga mengumpul di satu titik. Berhubung ketarik ke satu titik, jelas saja pada saat ereksi Mr P tidak bisa berkembang maksimal, makanya bentuk Mr P menjadi bengkok.

Peyronies disease ini rasa sakitnya membuat badan panas dingin, belum lagi efek dari infeksi atau traumanya, bisa menyebabkan tingkat kesuburan penderitanya terganggu. Bahkan akibat bengkok berlebihan, jalan keluar sperma jadi tidak mulus. Ejakulasi atau semprotan sperma pun jadi terhambat karena semen susah keluar.

Efek lainnya menyangkut urusan psikologis penderitanya. Pasalnya penyakit ini bisa membuat penderitanya impoten. Rasa sakit menyebabkan yang bersangkutan tidak bisa mencapai ereksi optimal, yang berakibat turunnya rasa percaya diri karena merasa dirinya "tidak mampu".

Peyronies disease ini bisa sembuh sendiri tanpa diobati dalam waktu 6-12 bulan, tergantung kondisi tubuh masing-masing. Sebab, jaringan dalam tubuh kita tidak pernah berhenti bergenerasi. Tubuh secara otomatis akan mengganti jaringan-jaringan yang rusak dengan jaringan yang baru. Hanya saja penantian selama 6-12 bulan itu membuat orang tidak sabar menunggu.

Adapun tahap-tahapan yang dapat dilakukan pada langkah pertama ialah dokter akan menelusuri penyebabnya terlebih dahulu. Apakah karena infeksi atau karena benturan. Setelah diketahui penyebabnya, baru bisa diberikan obatnya.

Biasanya obat-obatan medis yang diberikan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah obat-obatan hormonal dan vitamin. Pemberiannya dilakukan bersamaan. Jadi ada obat-obatan yang diminum, ada juga obat-obatan yang disuntikkan.

Untuk kasus yang parah, tindakan pembedahan bisa juga dilakukan untuk mengangkat jaringan ikat tersebut, atau hanya meluruskan jaringan-jaringan lain yang kebetulan tertarik oleh jaringan ikat tersebut.

Jadi, kalau Mr P bengkok, jangan terburu-buru takut, asal tidak diiringi dengan rasa sakit dan bengkak. Bahkan, peyronies disease pun bisa disembuhkan. So, don't worried! (wan)

0 komentar: to “ Mr P Bengkok, Normalkah? so far...