Bukan Lagi Cari Keringat

Minggu, 20 April 2008 0 komentar

OLAHRAGA bukan hanya milik kawula muda. Olahraga justru penting buat orang tua guna menjaga kesehatan tubuh maupun stamina sehari-hari.

Bagi orang tua, berolahraga harus benar-benar diperhatikan dengan serius. Sebab, bagi mereka, baik atau buruknya berolahraga tergantung pada tujuan. Misalnya, guna meregangkan sendi-sendi, menjaga kelenturan dan kekuatan otot, mereka lebih baik disarankan melakukan yoga, meditasi, taichi atau olahraga yang melatih otot jantung dan paru.

Jenis peregangan tersebut akan berpengaruh terhadap pernapasan seseorang. Jika masih mampu, manula bisa jalan kaki di sekitar rumah atau jalan lapang. Adapun pada kelenturan dan kekuatan otot, sesekali bisa mencoba mengangkat barbel semampunya atau hanya menggunakan botol air mineral seberat 1,5 liter. Jenis latihan seperti ini sangat membantu kelenturan otot dan kekuatan tulang.

Dalam melakukan olahraga, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yakni intensitas, durasi, dan frekuensi. Intensitas adalah keras atau ringannya sebuah latihan. Durasi yaitu lama latihan selama sehari, sedangkan frekuensi adalah waktu dalam seminggu melakukan olahraga.

Menurut Direktur Slim and Health Sports Therapy dr Michael Triangto SpKO, intensitas latihan bisa dihitung dari denyut jantung normal yang dapat dirasakan dari denyut nadi. Pada manula, intensitasnya adalah 50-80 persen dari denyut normal. Jika kurang atau melebihi angka tersebut, berarti intensitasnya tidak tepat. Durasi dalam melakukan olahraga bisa dilakukan selama 20 menit hingga satu jam dan frekuensinya tiga kali hingga lima kali seminggu.

"Prinsipnya, olahraga bagi manula bukan mencari keringat atau sampai terasa pegal, tapi lebih kepada tujuan yang ingin dicapai. Kalau dipaksakan, manula bisa cedera," sebut dr Michael. Dokter yang sehari-hari praktik di RS Mitra Kemayoran dan Mal Taman Anggrek ini mengatakan, denyut nadi normal seseorang adalah 60 hingga 90 kali per menit. Denyut ini dihitung pada saat istirahat selepas berolahraga dan sangat tergantung usia seseorang.

Adapun dr Suharto SpKO DPH dari klinik Magnolia memberikan perhatian khusus kepada manula dalam berolahraga. Dia menyebutkan, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk mendesain latihan bagi manula, yakni olahraga untuk meningkatkan stamina, melatih fleksibilitas, dan membangun kekuatan. Olahraga untuk meningkatkan stamina adalah olahraga untuk mengaktifkan otot sebanyak mungkin. Misalnya aerobik seperti jalan kaki, renang, lari kecil, naik sepeda.

Denyut jantung setelah melakukan latihan ini hendaknya dipacu hingga 120 kali per menit. Karena rata-rata target denyut nadi orang sehat (fit) adalah 170 kali. Latihan fleksibilitas bagi manula adalah latihan pemanasan (stretching) yang berprinsip pada menarik sendi-sendi. Jenis latihan seperti ini harus dilakukan dengan perlahan-lahan secara tarik dan lepas (pain and over).

Peregangan ini bisa dilakukan sendiri dengan melakukan pemanasan pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, pinggang, dan punggung. Caranya dengan menahan selama delapan detik pada jenis-jenis latihan pemanasan. Kekuatan otot manula secara otomatis menjadi efek bagi latihan fleksibilitas dan latihan stamina.

"Manula yang sudah aktif sejak masa mudanya akan terasa mudah saat melakukan jenis latihan apa pun. Namun, pada manula yang mengalami obesitas (kegemukan) harus melakukan secara pelan agar tidak cedera," kata dr Suharto SpKO DPH. Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Olahraga ini juga menyarankan pada manula yang tidak dapat melakukan latihan tersebut secara mandiri di rumah, dapat meminta bantuan pelatih pribadi (personal trainer) di pusat kebugaran.

Hal itu dimaksudkan untuk mencapai target latihan yang maksimal. "Olahraga sangat bermanfaat bagi manula, terutama untuk antipenuaan (antiaging)," sebut dr Suharto. Dia menyarankan manula untuk tetap memerhatikan riwayat penyakit sebelum berolahraga seperti sendi kaku, berat badan, tekanan darah, dan diabetes.

0 komentar: to “ Bukan Lagi Cari Keringat so far...